Senin, 14 Maret 2011

Hampir Saja .....

Sejak kepulangan istri saya kerumah orang tuanya untuk sementara waktu karena mabuk hamil, saya tinggal sendiri di rumah dengan segala tetek benget rumah tangga. Semua urusan rumah menjadi kerjaan saya, ditambah lagi kewajiban saya di asrama santri yang menuntut perhatian penuh.

Salah satu yang di tinggal istri (gak mungkin dibawa), sebuah kompor gas elpiji. Selama ini benda tersebut hanya nganggur dan hanya sebagai pajangan penghias dapur, coz selama istri saya pulang, saya makan bersama dengan adek-adek santri di dapur umum.


Nah, jum’at kemaren, saya kepikiran untuk makan bubur kacang ijo (burjo), kebetulan di dapur masih ada kacang hijau dan gula merah (bahan dasar n utama burjo). Agar kacang hijaunya benar-benar lembek dan enak dimakan saya memasaknya beberapa kali, bahkan sebelumnya saya merendam terlebih dahulu kacang ijonya semalaman. (ngikutin saran seorang teman).

Saat masak pertama kali, setelah mendidih agak lama, kompornya saya matikan dan saya tinggal untuk didiamkan beberapa saat agar kacang ijonya mudah pecah (ni juga saran seorang teman). Tapi saya mendiamkannya mlah hingga sore hari. Sorenya saya masak lagi hingga mendidih, setelah itu saya tinggal lagi... (over dosis nih...)

Nah, minggu kemaren, setelah sholat subuh saya masak lagi tu kacang ijo, ceritanya untuk yg terakhir kalinya sebelum dimasukin gula merah. Setelah menyalakan kompor saya baring-baring dikamar sambil melepas kangen ma istri lewat SMS-an. Gak lama kemudian LONCENG KEHIDUPAN berbunyi (sebutan umum dikalangan santri untuk lonceng makan dari dapur umum). Insting perutku lebih cepat bereaksi daripada ingat kompor didapur. Langsung deh NANDAS (istilah seorang kawan wartawan untuk menyantap sampai bersih / tandas), masih sambil SMSan ma istri.

Selepas nandas, hidung saya menangkap aroma-aroma gosong, kebetulan saat itu saya sudah berada disamping rumah (rumahku couple ma dapur umum), terlihat asap tebal yang berasal dari dapur rumah saya....

“Astaghfirullahal adzim, komporku...!!!” teriakku dalam hati. ( kalo’ nyaring2, ntar malu, masa bisa lupa ma kompor??? Apa kata santri-santriku???) Saya langsung lari masuk, dan terlihat isi panci udah menjadi bara, merah semua....

Hampir saja ludes rumahku n dapur umum, bisa-bisa juga kena sekolahan yang jaraknya Cuma 3 meter didepan rumah, ditambah asrama sekitar 10 meter disamping dapur......

Alhamdulillah, hidungku saat itu berfungsi dengan baik, meskipun dalam kondisi kenyang. Padahal biasanya hidungku selalu tersumbat coz lgi kena fluenza....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar